Hantu di Kakiku
Malam itu saya pulang agak larut. Karena lapar dan khawatir tidak ada lagi penjual makanan di daerah rumah saya, maka saya memutuskan untuk mampir di sop kaki kambing kegemaran saya, membungkusnya, dan langsung pulang.
Tiba di rumah, saya membuka bungkus makanan dan mulai makan. Seperti biasa, Peb menemani saya makan sambil mengobrol tentang hari itu. Namun aneh, ia tampak lebih diam, dan tidak mau menatap saya sepanjang kita mengobrol.
Akhirnya ia bangkit dari tempat duduknya, berjalan menuju ke kamarnya. Namun di pintu kamar ia berhenti, kemudian membalikan badan, dan terjongkok lemas... sambil terus menatap ke arah saya.
Saya segera menghampirinya sambil bertanya.. "Lho, kenapa Peb? Sakit perut?"
"Tadi beli makanan dimana sih?"
"Di Banceuy, ada.."
"Trus pulangnya mampir dimana?"
"Nggak kemana-mana, langsung ksini.."
"Yang bener! Pulangnya kemana dulu nggak!??"
Heran, tidak biasanya dia sengotot itu.. "Bener.. nggak kemana-mana kok.. emang ada apaan?"
Ia terdiam sambil terus menatap kosong ke arah kursi yang tadi kududuki, kengerian terpancar jelas di wajahnya. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga saya, dan bertanya dengan suara berbisik, "trusss.. kenapa ITU bisa ngikutin kamu!???"
Ternyata sepanjang saya makan, ada sesuatu yang tak tampak sedang bergelayut di paha saya. Dan ketika Peb melihat lagi dari jauh, sesuatu itu tiba-tiba menampakkan diri, seperti kakek-kakek tua, mengelus-elus paha saya sambil terkekeh-kekeh, dan dan ... air liurnya yang banyak tumpah ruah ke celana saya.
Tidak ada pilihan lain, semua pakaian yang saya kenakan segera dicuci, dan saya harus mandi air dingin dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Setelah sempat meringis sebal sambil membelalakkan mata ke arah Peb, kakek tua itupun menghilang, malam kembali tenang, hanya saja agak sedikit kedinginan..