Transformer
Nonton juga akhirnya.. mungkin karena bukan penggemar utama film2 robot waktu kecil, jadi sewaktu semua ribut tentang film ini, kok rasanya biasa aja ya..? Rasanya malah lebih tertarik dengan number 23, atau sunshine..
Sesudah selesai menonton, dengan sisa popcorn yang masih banyak (pop corn di blitz cukup enak, tapi porsi LARGE memang bukan ukuran saya *-*), ternyata memang film nya biasa saja.
Alur ceritanya mungkin memang cukup menarik (pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dengan bumbu, para tokoh utama dengan latar belakang yang berbeda), namun sayangnya alur cerita terlalu sederhana sehingga agak membosankan. Identitas para tokoh utama juga tidak digarap dengan baik, dan hanya dikupas sedikit di permukaan.
Tapi untuk efek animasi digital, film ini memang patut diacungi jempol! Dua jempol! (baik jempol tangan maupun jempol kaki), karena penggabungan animasi dan aktor realnya sudah sangat sulit untuk dipisahkan lagi. Belum lagi adegan-adegan transformasi dari kendaraan ke robot maupun sebaliknya, atau adegan pertempuran para robot.. benar2 luaaarrrr biasa.. hebat loh!
Jalan cerita yang biasa bisa jadi karena pihak yang berkepentingan merasa perlu untuk membuat alur cerita yang menarik, namun yang paling penting; bisa menembus rating PG-13. Dengan menembus rating untuk anak, maka hasbro (produsen mainan terbesar yang memproduksi monopoli, GI Joe) akan dapat meningkatkan penjualan mainan transformer melalui promosi dalam film ini.
Untuk film anak, tentunya, ini film yang keren banget! Waktu saya masih SD, film robot yang ada hanya Voltus dan Gundam. Jadi, kalau sekarang saya masih berusia 10 tahun, mungkin saya akan tertegun sepanjang film, dan akan mengangguk kencang ke arah mainan transformer jika disuruh memilih antara buku atau transformer ;p