"Maaf Pak, Sepedanya.."
Seperti biasa, di kantor sibuk hingga sore (menyenangkan juga sih),
mulai dari sibuk membalas e-mail yang masuk, mencari material yang entah dijual dimana,
hingga sibuk menelpon jasa pengiriman barang yang lamban. Belum lagi adanya client yang terus menerus menelpon, mengirimkan sms, dan tak sadar kalau itu sudah lewat jam makan malam. Untung bukan nomor hp saya yang saya berikan, tetapi para marketing ;p
Bayangkan, ada yang membeli dua buah item, tapi menelpon (dari jakarta ke bandung) hingga lebih dari sepuluh kali dan mengirimkan sms hingga belasan kali, sepanjang hari.. hanya untuk memastikan bahwa pesanannya benar, tepat waktu, ejaannya benar, dsb dsb, padahal sudah memberikan approval.
Sore hari merupakan hal yang menyenangkan, udara mulai sejuk, rasa kantuk mulai mereda,
dan merupakan waktu yang paling menyenangkan untuk meminum secangkir kopi.
Datang tiga karyawan dengan muka yang serius, "Bapak ada waktu? kami ingin bicara.."
"Ya, silahkan.."
Karyawan I, "Tadi saya menyuruh II (bukan nama sebenarnya) membeli obat di apotik"
Karyawan II, "Iya Pak, kemudian saya parkir di luar, masuk, nggak ada tiga detik (yang saya yakin, pasti lebih dari tiga detik), eh, maaf pak, sepedanya.. hilang"
Karyawan I, "Trus, dia langsung mengejarnya.."
Karyawan II, "Iya, setelah teriak2 maling2, langsung saya kejar, dia lari ke gang2, trus langsung menghilang"
Karyawan I, "Trus dikejar juga sama III (lagi2, bukan nama sebenarnya)"
Karyawan III, "Iya, saya coba cari ke gang2, tapi nggak ketemu"
...
"Ya sudahlah, berarti sekarang kalau mau kemana-mana ya nggak ada sepeda, jalan kaki dulu sementara"
Di ujung kantor, salah satu keuangan merangkap marketing di kantor, dengan wajah kuyu, sedang menerima telepon yang ke-13 dari client kita.