Sulitnya Mencari Sekolah; Homeschooling?
Baru sekarang saya tahu.. mencari sekolah tuh sulit banget!
Anak sobat saya sudah berumur 4 tahun, sudah waktunya masuk TK.
Selain harus mengurus kelengkapan surat-suratnya, biayanya itu loh.. besar banget
Masuk Tk sekarang butuh pengorbanan, uang pangkalnya bisa mencapai jutaan rupiah, belum lagi bulanannya yang ratusan ribu rupiah, blum perlengkapan seperti tas, botol minum, alat tulis dll, masih ditambah buku-buku pendidikan, trus ada darmawisatanya.. wow
Sempat berpikir tentang homeschooling, tapi sayangnya orang tua yang memilih alternatif ini masih belum banyak di Indonesia. Jadi kalaupun ada, letak antara rumah yang satu dengan lainnya berjauhan. Karenanya agak sulit untuk berkumpul agar dapat menciptakan suasana belajar sehari-hari yang juga membantu sosialisasi si anak dengan anak-anak lainnya yang seumur.
Konsep homeschooling adalah pendidikan di rumah, yang memberikan fokus terhadap sifat yang sebenarnya dari belajar: kegembiraan. Manusia pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar sejak ia dilahirkan, dan selalu memiliki kegembiraan untuk mempelajari hal-hal yang baru. Namun sayangnya perkembangan pendidikan tidak lagi mampu menciptakan generasi anak-anak yang gemar belajar.
Di sekolah-sekolah masa kini di Indonesia, anak dipaksa untuk belajar, kursus, dan anak dinilai semata hanya melalui 'nilai-nilai pelajaran' tanpa mampu untuk diangkat bakatnya di bidang yang memang ia sukai. Kreativitas anak akan menurun diikuti dengan pemikiran bahwa belajar merupakan kewajiban, bukan hak. Belum lagi ketidakmampuan guru untuk mengawasi satu-per satu anak didiknya..
Kondisi yang mengenaskan tersebut sebenarnya akan mampu diimbangi dengan homeschooling, karena dengan menggunakan pola belajar yang berbeda (yang merangsang anak untuk mencari tahu sendiri), namun mengikuti kurikulum pemerintah. Homeschooling di negara-negara maju telah diakui secara penuh sehingga tamatan SMU akan dapat langsung mengikuti tes masuk universitas.
Namun tuntutan dari kesuksesan homeschooling adalah kemampuan dan kesediaan orang tua, lingkungan dan komunitas, untuk berperan aktif sebagai guru di rumah. Orang tua meluangkan waktu untuk membimbing anaknya selama beberapa jam sehari, sedangkan komunitas dibangun untuk dapat bertukar pikiran dengan orang tua lainnya, berbagi cara mendidik dan sumber-sumber pengajaran. Rasanya 'waktu' inilah yang sulit untuk diluangkan oleh orang tua yang terlalu sibuk :(
Biaya? Biaya homeschooling sangat rendah, bahkan cukup hanya dengan puluhan ribu rupiah per-bulan (di Indonesia sudah ada beberapa lembaga, namun harganya mahal!!), karena orang tua tidak perlu membayar gaji guru, tidak perlu membayar biaya bangunan sekolah, meja kursi, aula, lapangan parkir, gaji satpam, dan biaya-biaya lainnya yang dikeluarkan oleh sekolah. Karena dengan internet (nah, ini sih biayanya memang masih besar.. hiks), pendidikan gratis dapat diwujudkan. Apalagi semakin banyak website dengan isi yang berbobot, gratis, namun kepengurusannya profesional.
Sekali lagi amat disayangkan, homeschooling masih belum dapat diterima secara luas, tidak hanya oleh pemerintah maupun institusi2 pendidikan, bahkan oleh orang tuanya sendiri. Siapa tau suatu saat nanti pendidikan murah dan bermutu akan benar2 dapat terwujud :)
Kembali lagi..
"gimana? mau masuk TK yang mana?"
doi menjawab, "nggak tau nih.. bingung, mahal semua"
"berapa?"
"yang satu minta 3.5 juta, yang satu lagi 2 juta pertahun"
2 juta + (12 x 500.000) = 8 juta setahun
+ buku + bekal + transportasi antar jemput + alat tulis + seragam + ...