Ancaman dengan Surat Pembaca
Orang tua saya bercerita, ada seorang pria yang berbelanja di toko orang tua saya. Ia membeli sticker untuk mobil sepanjang 1.5 meter. Harga per-meter adalah Rp. 65.000,-, harga 1.5 meternya Rp. 97.500,-, yang dibulatkan menjadi Rp. 95.000,-. Setelah ia membayar, ia langsung pulang dengan membawa sticker tersebut.
Tidak lama kemudian, ia menelpon;
Pria: "Saya sudah ukur, ternyata stickernya kurang, seharusnya 1.8 meter, bisa ditukar kan?"
Ortu: "Wah, maaf, tapi nggak bisa"
Pria: "Kok nggak bisa!?? Kan masih bisa dijual ke pembeli lain!??? Atau harganya dipotong!??"
Ortu: "Soalnya kalau pembeli lain belum tentu mau membeli sama persis 1.5 meter, gulungan sticker yang sudah dibawa oleh konsumen juga pasti sudah agak kusut, dan konsumen juga pasti memilih sticker baru yang dipotong langsung dari gulungan"
Pria: "Jadi, nggak ada toleransi buat konsumen dong!??"
Bayangkan keadaan saat itu, panas banget, penuh pelanggan yang antri, dan ortu masih berusaha sabar menjawab: "Maaf, nggak bisa.."
Pria: "Oh, jadi begini ya pelayanan ke konsumen!???"
Ortu: "Iya, untuk mengembalikan sticker memang tidak bisa, maaf"
Pelanggan antri, panas..
Pria: "Kalo begini saya tulis surat pembaca"
Ortu: "Iya, sudah nggak bisa, maaf" *klik* telepon ditutup oleh ortu saya.
Tidak lama kemudian telepon kembali berbunyi
Ortu: "Halo.."
Pria: "Jadi, sticker ini nggak bisa dibalikin ya?"
Ortu: "Iya, maaf, nggak bisa"
Pria: "Ya sudah, saya tulis surat pembaca" *klik* telepon ditutup oleh pria :p
Gimana ini? Jawab saya: biarkan saja, ntar kalau dia menulis surat pembaca, kita kirimkan juga saja balasannya.
Saya akui, pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta membutuhkan kritik dan saran untuk dapat terus tumbuh dan berkembang. Konsumenpun membutuhkan media untuk mengimbangi perusahaan agar pendapatnya didengar, agar keberadaannya diperhatikan.
Namun dalam hal tertentu, surat pembaca sebagai salah satu media dari sekian banyak media suara konsumen lainnya, tidak dapat dipergunakan dengan semena-mena. Apalagi sebagai salah satu alat untuk melakukan intimidasi di dalam negosiasi transaksi, dimana aturan yang berlaku secara umum adalah barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. Dan dalam kasus ini , barang tersebut dipesan oleh konsumen secara khusus mengikuti keinginannya (dipotong sepanjang 1.5 meter).
Singkatnya, dengan semakin luasnya kemerdekaan yang diberikan kepada kita untuk menyuarakan pendapat pribadi, media-media tersebut harus digunakan secara lebih bijak untuk kepentingan bersama :)