Bapak-bapak yang Aneeeh..
Hari Minggu kemarin kebetulan ada pekerjaan mendesak yang harus dikerjakan karena client kami membutuhkannya untuk sampai di Jakarta pada hari senin sore. Saya mampir di kantor untuk mengawasi jalannya pekerjaan. Ketika sampai di jalan masuk, ada mobil yang menghalangi. Nggak nanggung2, 3 mobil menutup seluruh jalan masuk. mobil kiri dan kanan memang tidak terlalu menghalangi jalan, lagipula mereka adalah tetangga kiri dan kanan saya.
Tapi mobil yang parkir di tengah benar2 menghalangi jalan masuk. Karenanya, saya meminta tukang parkir agar mencarikan pemilik mobil tersebut. Keadaan jalan masuk mobil memang kerap terhalang akibat orang2 yang tinggal di dalam gang seringkali memarkir kendaraannya tepat di hadapan pintu masuk. Dan biasanya saya berusaha untuk maklum selama orang yang memarkirnya juga menyadari kesalahannya dan memberikan jalan masuk.
Namun kali ini berbeda, orang yang keluar seorang bapak-bapak berusia sekitar 50 tahun. Dengan wajah cemberut, ia menghampiri mobil. Saya yang sedang berusaha tersenyum jadi mengurungkan niat. Ia segera masuk ke dalam mobilnya, kemudian segera keluar dari tempatnya, setelah itu, saya langsung membelokkan mobil untuk naik ke trotoar. Ketika saya baru saja hendak turun untuk membuka pagar, bapak-bapak itu segera mundur, mepet dengan mobil saya, berharap untuk segera parkir di tempatnya semula, kembali menutupi jalan masuk, tanpa memberikan kesempatan kepada saya untuk memasukkan mobil saya ke dalam garasi, padahal badan mobil saya masih berada di jalan sebagian, sehingga posisi mobil dia pun berada di tengah badan jalan.
Kebetulan bandung panas, macet, dan sepanjang jalan saya sudah berusaha menahan diri terhadap angkot2 dan motor2 yang semena-mena. Saya langsung naik darah, maksudnya apa ya??? Peb yang ikut bersama saya, melihat muka saya yang menahan gondok, memutuskan untuk turun mobil mendahului saya. Setelah ia turun dan berbincang sejenak, Peb berbalik dan melihat ke arah saya sambil tersenyum.
Saya langsung turun dan menanyakan kepada bapak tersebut, "Maaf, ada apa ya pak?"
Bapak yang Mengesalkan (BYM): "Ini kan jalan umum!??"
Saya yang Sabar (SYS): "Iya.. betul, tapi kan bapak menghalangi jalan masuk.."
BYM: "Saya tuh warga belakang?"
SYS: (Pengen bilang so what gitu loh, cuma saya kesampingkan) "Tapi bapak menghalangi jalan masuk.. kalau saya mau keluar bagaimana?"
BYM: "Ya, kan tinggal panggil saya saja!!"
Emang yang saya lakukan apa!??? Saya kan sudah memanggil dia melalui tukang parkir..??
SYS: "Trus mau bapak apa? Jangan marah2 gitu dong!!" *nada tinggi dalam suara saya sudah mulai naik*
BYM: "Saya nggak marah! Saya kesel tau!! Saya tahu dulu ini dulunya selokan! Saya bisa gugat kamu tau!!"
Kemudian dia memutus pembicaraan dan langsung menginjak gas, kemudian parkir sekitar 20 meter dari depan pintu masuk.
Ada beberapa hal yang mengesalkan:
1. Ia menghalangi jalan masuk
2. Ia yang marah ketika seharusnya saya yang marah
3. Ia langsung menempati posisi semula padahal badan mobil saya masih nongol ke jalan dan hampir menyerempet mobil saya atau dibuat seakan-akan mau menyerempet mobil saya
4. Ia marah kepada Peb yang berusaha beramah tamah dengan orang yang nggak sepantasnya diramahi
5. Ia berbicara dengan saya dengan nada yang meninggi tanpa menatap mata saya
6. Ia ingin menggugat saya
7. Ia memutus pembicaraan seenaknya padahal ia yang memulainya
8. Ketika saya sedang sibuk membuka pintu dan tidak melihatnya lagi, ia masih saja ngomong kepada Peb bahwa ia akan menggugat saya, untung saya tidak melihatnya
9. Dia jauh lebih tua daripada saya, dan seharusnya bisa menunjukkan bahwa sesuai dengan usianya, sudah seharusnya dan sepantasnya ia bersikap jauh lebih bijak
Dan untuk masalah gugatan, silahkan, toh saya penyewa, jadi hubungan saya dengan pemilik hanya sebatas sewa tempat, kalau ada gugatan ke saya mengenai bangunan ya salah alamat. Kalau dia menggugat pemilik, masih juga salah alamat karena pemilik mengantungi semua ijin yang diperlukan. Jadi, yang seharusnya dia gugat ya pemerintah, itupun beberapa hari setelah ijin dikeluarkan oleh pemerintah.
Pengen banget saya menjelaskan bahwa setelah belajar hukum 7 tahun, saya tahu bahwa untuk melayangkan gugatan itu tidak mudah, kalau tidak bisa2 malah kandas di tengah jalan.. sayang bapak yang mengesalkan itu terlanjur pergi.. :p