Makan Malam yang Menyeramkan!
Malam minggu di bandung kurang menyenangkan. Ke BSM terlampau sepi, ke CiWalk atau BIP malas karena macet, ke PVJ malas karena terlampau penuh. Jadi biasanya kami habiskan hanya dengan makan malam, sesekali nonton diluar, atau beli DVD untuk kemudian ditonton di rumah.
Kebetulan koleksi DVD yang masih belum ditonton ada banyak, jadi kami memutuskan untuk jalan2 sebentar, kemudian makan di salah satu restoran makanan sunda favorit saya. Kami duduk di salah satu saung, dekat dengan air mancur. Ketika Peb sudah selesai makan dan saya masih sibuk menghabiskan ikan dan sate kambing :D, tiba2 dia tertawa kecil sambil melihat ke arah air mancur.
Setelah makan, selagi mengobrol, tiba2 Peb tertawa lagi, kemudian mendorong muka saya sehingga menoleh ke arah air mancur.
Saya; "apaan sih!?"
Peb; "nggak terasa?"
Saya; "terasa apaan?"
Peb; "ada yang penasaran ama kamu"
Ssa.. saya; "trus sekarang dimana?" *agak terkejut*
Peb; "tadi diem aja di deket air mancur.. sekarang di sebelah kamu"
Saya; "ngapain?" *bulu kuduk berdiri, sambil agak menahan rasa takut*
Peb; "penasaran.. kayanya suka ama kamu. oh iya, dia ngesot.."
Saya; "hah!? trus lagi ngapain?"
Peb; "nggak. nggak apa2 kok. tapi ntar pulang cuci muka ya"
Saya; "emang.. dia ngapain sih?"
Peb; "ngelus2 muka kamu.."
Saya; "pulang yuk" *sambil segera berdiri mengambil kunci mobil di meja*
(Masih berusaha melanjutkan) Peb; "padahal tadi waktu kamu aku suruh noleh, jaraknya cuma sejengkal tangan lho.." (mungkin menurut dia hal itu lucu sekali.. ok.. haha).
Ternyata, selama makan, ada sesosok mahkluk, wanita, tidak terlalu jelas, hanya tangannya yang tampak sangat jelas, dan ngesot.. kenapa bisa terlihat ngesot? Karena sebelumnya dia hanya menonton dari dekat air mancur, tapi kemudian bergerak menempel ke saya, nah, dia bergerak dengan cara ngesot. (Hiiii..) Dan menurut Peb, dia nggak setakut dulu, karena yang kali ini tampak baik.
Di mobil, tiba2 Peb ngomong "ky, loe kan akhir2 ini capek banget ya, tapi ntar bakal membaik kok". Saya "lho, emang knapa?". Peb "dia bilang gini, kesini makin enakan kok" selagi mengelus-elus wajah saya. "Kali maksud dia rejekinya kamu".
Menurut Peb, ada mahkluk yang jahat dan ada juga yang baik. Mereka tertarik pada aura manusia. Yang jahat akan manas-manasin orang yang lagi marah2, misalnya agar si pemarah membalas dendam, memukul, membunuh, hanya untuk bersenang-senang (kita dijadikan hiburan). Ada juga yang suka sama manusia, biasanya karena auranya, bau tubuh, atau karena tampangnya.
Kalau sampai disukai, ada yang cuma sekedar lewat sebentar, ada juga yang di-keep terus, sehingga bisa jadi perawan tua atau perjaka ting2 (what!??). Nah, kalau sampai disukai, biasanya mereka akan memberi keberuntungan, misalnya jadi menang judi terus-menerus.
Mereka bisa masuk dengan mudah ke orang2 yang suka melamun.
Nah, untungnya.. (saya nggak tau ini penghiburan atau bukan), saya selalu berpikir dan hampir tidak pernah melamun, dan malam itu saya dalam keadaan cerah sehingga auranya pun cerah, jadi yang buruk2 nggak mungkin mendekat (seakan ngesot itu tidak buruk :D). Karena yang mendekat ke saya tadi nggak ada niat buruk, dia cuma sekedar mampir dan melihat sekilas jalan kehidupan saya, sambil menyampaikan kabar gembira".
"Kok bisa ada yang jahat dan yang baik? Bukannya yang masih penasaran aja yang nggak bisa kemana-mana?" tanya saya. Peb "ya.. kadang ada yang masih bingung mencari jalan juga, dan nggak ada niat jahat, kadang ada juga leluhur yang masih mau mengunjungi keluarganya, mereka biasanya membawa kabar atau berita baik".
"Sekarang masih ikut di mobil?"
"Nggak, dia masih di rumah makan kok"
Sepanjang perjalanan pulang, saya tak bisa berhenti untuk terus-menerus melihat ke spion tengah..