31 March 2008

Pemogokan Angkot?

Jujur saja, pemogokan angkot pada hari Rabu, 27 Maret 2008 membuat saya senang. Terlepas dari adanya puluhan ribu penumpang terlantar akibat pemogokan, kesulitan untuk pergi ke sekolah atau ke tempat kerja, saya tetap tidak bisa menyembunyikan kegembiraan saya.

Bagaimana tidak? Teori saya selama ini benar, bandung sebenarnya masih memiliki ruas jalan yang sangat memadai. Dan kemacetan disana sini yang selama ini seringkali membuat kesal, sebagian besar diakibatkan oleh angkot dan penumpang yang terlalu manja dan tidak disiplin. Buktinya, ketika angkot tidak beroperasi mulai dari pagi hari sampai jam 16.00 (sopir angkot juga manusia, nggak mungkin nggak makan.. jadi pengaturan jam mogoknya masuk akal juga).

Jangan salah, saya tidak benci dengan sistem transportasi umum bernama angkot, hanya saja disiplin diantara mereka sudah tak ada. Belum lagi dengan disiplin penumpangnya yang ingin naik dan berhenti dimana saja hati mereka senang.

Dulu waktu SD saya pergi ke sekolah dengan angkutan siswa, 20,000 sebulan, saya dijemput dan diantar pulang setiap harinya. SMP saya menggunakan angkot, dan SMU saya jalan kaki (jarak ke sekolah hanya sekitar 2 km) sambil sesekali menggunakan angkot.

Jadi, saya melihat sendiri bagaimana penumpang menghentikan angkot seenaknya. Seharusnya mereka berjalan kaki sedikit ke stasiun, atau kalau memang jaraknya tidak terlalu jauh, berjalan kaki. Tapi itulah manjanya penumpang.. mereka tidak perduli bahwa ada rambu dilarang berhenti, mereka tidak perduli dengan angkutan lain yang disusahkan hanya karena mereka malas berjalan beberapa puluh meter lagi.

10 tahun dibiarkan, angkot telah memakan banyak ruas jalan yang seharusnya lancar, mereka berhenti seenaknya, nyetir sambil menghitung uang, jalan di sisi kiri perlahan-lahan, tapi nggak pernah suka jika di depan mereka ada kendaraan lain yang berjalan perlahan, belok kanan-kiri tanpa lampu sein (dan seringkali tanpa melihat kaca spion!), ngetem untuk melayani penumpang2 yang manja.. (misalnya perempatan dago-merdeka) padahal calon penumpang bisa menyeberang terlebih dahulu ke depan planet dago untuk naik disana, tapi kecenderungan di bandung, mereka ingin angkot berhenti tepat di depan mata.. ya akhirnya angkot mulai ngetem tak terkendali karena pemerintah daerah tidak mendapatkan keuntungan berarti dengan mengurus itu semua.. nggak ada duitnya :p

Pertanyaan yang sering muncul kalau lagi terjebat macet, kapan ya angkot2 di bandung mogok lagi? jalan terasa luas, tidak ada hambatan, tidak banyak suara klakson yang menyebalkan..